Senin, 15 Desember 2008

GURU dan MURID

Guru dan Murid
Engkaulah ibu dan ayah ku
Engkaulah Sahabat dan saudaraku
Engkaulah pengetahuan sejati
Engkau bahkan perwujudan seluruh deva
Demikian bunyi bait dalam suatu kitab kuno. Itu adalah 'iman' yang harus dimiliki oleh seorang murid kepada seorang guru. Kalau tidak, jangan coba-coba berguru………. Itu adalah tradisi hubungan guru murid dalam hubungan spiritual, bukan hubungan guru murid dalam era IT yang serba canggih sekarang ini, dimana siswa bisa sms-an dengan gurunya menanyakan apa soal ujian yang akan keluar besok pagi. 
Akan halnya yang terjadi di Gorontalo Guru SMK menampar murid, masih dengan kecanggihan IT saat ini, rekaman prosesi tampar-tamparan itu menyebar dari HP Siswa, dan sang guru pun jadi pesakitan, dan di tunjuk hidungnya oleh anggota DPR dan bahkan diancam untuk dipindahkan oleh sang wali kota. Demikian profesi seorang guru begitu riskan. Herannya saat kejadian ini anggota DPR begitu garang menuding sang guru tanpa mau peduli akan posisi sang guru. Para anggota DPR seakan menutup mata dengan semua hal yang membuat kelakuan sang siswa yang menjengkelkan seperti itu, tayang TV yang menawarkan banyak tayangan kekerasan dan kejahatan yang juga pelakukanya antara lain Anggota DPR dan bahkan tokoh 'agama' namun mereka 'no comment, Televisi semestinya menyuguhkan program yang baik bagi masyarakat bukan yang disenangi masyakat , apalagi telah menjadikan seorang teroris seperti pahlawan betapa riskannya hal ini, namun anggota DPR kita 'fine-fine aja' dan hasilnya anak bangsa ini akan meniru kelakuannya itu. Semoga saja ini bukan merupakan aksi tebar pesona oleh anggota DPR yang oportunis itu dalam rangka Pemilu 2009 nanti… moga-moga…. Namun ini juga menjadi sebuah peringatan bagi setiap guru, bahwa main gampar bukan solusi yang baik bagi anak didik kita. Mari kita cari lain agar ada Happy ending. 
Guru memang profesi yang berat. Jika siswa pintar maka orang tua bisa bilang " ooo itu karena anak saya ikut les" coba kalau anaknya tidak naik kelas dan rada kurang ajar, maka orang tua siswa bisa berkata " Siapa ya gurunya?". Tentu ini merupakan tantangan bagi semua guru dan juga semua pihak agar tidak sembarangan menamatkan calon guru. Bahwasanya pendidikan itu adalah tangung jawab kita bersama, dan keberhasilan pendidikan dan anak didik juga ditentukan oleh lingkungan, mari kita ciptakan lingkungan yang nyaman untuk dunia pendidikan dan anak didik kita agar semua bisa berjalan pada track-nya. Tidak ada yang mencoba melakukan aksi profit taking dari kekeruhan yang ada. 
Dalam tradisi Timur hubungan Guru _murid adalah hubungan yang sakral , Guru dan Sisya, dalam tradisi sufi ada Murid dan Murshid. Tapi itu adalah istilah dalam hubungan tradisional. Namun perlu diingat juga bahwa tradisi ini sangat dihormati sampai saat ini karena ada masyarakat yang menghidupi tradisi ini. Jangan salah jika ada orang yang menganggap Guru (spiritual) adalah Tuhan yang mewujud di muka bumi. 
Guru Brahma, guru Visnu, Guru Devo mahesvara,
Guru Sakhsat Param Brahma
Tasmai Shri Guru we namaha……
Guru engakaulah Brahma, Visnu dan juga Mahesvara, 
Kaulah Brahma yang sejati
Guru, engkaulah Perwujudan Tuhan di muka bumi ini.
Demikian kata bait doa tradisi kuno, ini biasa diucapkan oles sorang murid, sisya kepada gurunya. 
Pada era sekarang ini hubungan Guru murid di dalam sekolah formal tentu tidak seperti itu. Tapi kita perlu belajar dari masa lalu, sebab kata orang orang" orang yang tidak mau belajar dari masa lalu akan dikutuk untuk mengulangi masa lalu itu". Bangsa (Para pejabatnya) ini perlu merenungkan kutipan yang terakhir itu. 
Semoga pendidikan kita bisa memberikan pencerahan dan pembebasan pada anak didik dan negeri ini.- Tat Astu


Tidak ada komentar: