Senin, 03 Maret 2008

HP Canggih dan etika


HPku Canggih - etikaku ringkih

Ada berita menarik yang dilansir GSM Association pada bulan juni 2006 lalu. Mereka mengklaim bahwa pada waktu itu total jumlah pengguna ponsel GSM di seluruh dunia sudah menembus angka dua milyar.
Sementara itu, melalui program ponsel untuk mass marketnya Motorola telah mencanangkan tekadnya untuk mendorong satu milyar berikutnya agar dapat pula menggunakan Ponsel.
Disamping itu, CDMA Development Group (CDG) juga mengklaim bahwa, bulan maret yang lalu jumlah pelanggan CDMA di seluruh dunia sudah melampaui 300 juta. Tentu saja ada tumpang tindih antara pelanggan GSM dan pelanggan CDMA, yakni mereka yang menggunakan kedua-duanya.
Ini semua berarti bahwa setidak-tidaknya sepertiga dari seluruh populasi dunia sudah menggunakan ponsel. Ponsel sudah semakin personal, semakin melekat pada diri kita masing-masing. Ponsel menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Celakanya, Ponsel juga semakin membuat pemakainya menjadi labih egois.
SIKAP CUEK PADA SEKITAR
Teman saya pernah bercerita “ setiap kali pesawat terbang yang saya tumpangi mendarat di bandara, saya selalu terheran-heran melihat betapa sebagian penumpadang tidak mau menunggu sampai mereka dibolehkan menghidupkan ponsel mereka.
Suatu kali, ketika saya pulang dengan menumpang pesawat domestik dari perjalanan dinas, Pramugari mengingatkan agar penumpang tetap menonaktifkan HP. namun baru saja pramugari berhenti, tidak hanya satu bahkan berturut-turut beberapa kali bunyi beep tanda SMS. sungguh sebuah ironi. Saya pikir para penumpang pesawat itu bukanlah orang udik yang tidak bependidikan, dari penampilnnya saya rasa mereka semua adalah orang yang berpendidikan cukup tinggi. Atau itulah atitude warga negeri ini yang selalu mengabaikan aturan dan bahkan keselamatannya sendiri.

Banyak diantara kita dengan bangga pamer Handphone canggih namun tidak bisa menggunakannya secara maksimal semua fitur yang ada, bahkan hanya untuk sekedar men-silent pun kita tidak mampu, menyedihkan memang!

Kehadiran HP disamping membantu namun juga membawa kemerosotan budaya yang luar biasa, kita sudah tidak malu-malu lagi berbicara keras-keras ditengah kerumunan orang. Dering hp yang silih berganti saat rapat-rapat resmi. Oknum pembawa hp tanpa malu-malu menerima panggilan di tengah-tengah rapat yang sedang berlangsung tanpa merasa bersalah sedikitpun, mereka begitu yakin bahwa semua orang se-pongah dirinya.

Kita juga sering menemukan pengendara sepeda motor/mobil yang asyik ngobrol dengan lawan bicaranya dengan HP tanpa Hansfree di tengah jalan tanpa mempedulikan pengendara lainnya, sepertinya mereka merasa bahwa jalan raya itu warisan dari mbahnya, kakek atau neneknya, bahwa pengendara lainnya juga ingin cepat dan tentu selamat. ini sangat menjengkelkan. Betapa rendah kepedulian kita? Tidakah kita egois?

Pada suatu ketika saya berkelakar dengan seoarang teman "HP mahal memang tidak punya fasilitas Silent Mode! so bisa krang-kring seenaknya!"- itu saya sampaikan ketika ada bunyi HP saat rapat. Betapa tidak punya malunya kita. Inikah sopan santun kita? budaya tidak bisa menghormati forum resmi dan orang lain ini bisa dilakukan oleh orang yang berdasi sampai orang yang bersandal jepit, sulit membedakan tingkat kecerdasan mereka kalau melihat dari pakaiannya.

Jadi jangan salahkan kalau anak-anak, siswa yang sibuk main HP saat guru menjelaskan karena mereka mencontoh dari gurunya sendiri,-lingkungannya. Bisakah kita berbenah.

"Harga Diri bukan karena dasi namun karena pribadi".

Anda bisa bayangkan baru sepertiga populasi dunia membawa HP kita sudah kehilangan etika bagaimana kalau semua populasi dunia menggunakan HP, betapa bisingnya dunia ini?! apalagi kalau yang make HP seperti saudara-saudara kita yang saya sebutkan di atas. Ah kasihan deh kita!-Mancrut

Tidak ada komentar: